Sebelum terjun sebagai penyanyi dangdut, Ligea pernah bercerita ingin menjadi seorang qoriah (pelantun bacaan Al Qur’an perempuan dengan mentaati hukum tajwid).
Keinginannya itu tumbuh karena sang ayah adalah seorang qori. Oleh sebab itu, Ligea ingin mengikuti jejak ayahnya.
Namun niat itu belum terwujud karena ia menganggap usianya masih muda. Ditambah lagi, ia mengaku minder. Sebab, ketika melihat cengkok sang ayah yang mendayu-dayu saat melantunkan ayat-ayat suci Al Qur’an, membuat dirinya pesimis.
“Kalau sedang membaca, selain merdu ayah kayak mendayu-dayu gitu, aku jadi minder,” ungkap Ligea di Menteng, Jakarta Pusat, belum lama ini.
Kemudian, skedul offiar Ligea mulai padat merayap. Tak ayal, waktunya semakin terhimpit berbagai kegiatan, khususnya di bidang tarik suara dan manggung dimana-mana.
Bahkan setelah lulus SMP, ia lebih memilih kejar paket C. Ligea mengaku itu adalah keinginannya sendiri. Pasalnya, kejar paket C sangat sesuai dengan jadwal dan waktu yang dimilikinya.
“SD – SMP sekolah negeri, kelas 3 SMP mulai banyak manggung, lalu aku mulai kejar paket C, keinginan aku sendiri,” papar pemilik zodiak Leo ini.
Ligea memutuskan sekolah kejar paket C di Mimmari kota Palembang, Sumatera Selatan. Kemudian, ia tetap bertekad suatu saat akan seperti sang ayah, yaitu menjadi qori.
“Kalau sekarang belum, karena aku belum bisa mendayu-dayu, perlahan-lahan InsyaAllah bisa,” jelasnya.
Di usianya yang menginjak 17 tahun sekarang, Ligea juga ingin berkarir di industri rekaman dan sekaligus kuliah ambil jurusan Ilmu Komputer.
“Mau kuliah nanti, mau ambil jurusan komputer, suka bantuin ayah ngetik, ngeprint, gitu gitu deh,” tutur anak pertama dari 7 bersaudara itu.
Waktu itu, Ligea masih duduk di bangku kelas 5 SD, ia memang suka membantu sang ayah mengetik di komputer.
“Dulu ayah seorang yang mengajar ngaji. Pas adik aku masih 4 orang, sekarang kan sudah 6 kecil kecil,” pungkasnya. (KimSadewa)