Lingga yang merupakan seorang vokalis Luvia band, tidak akan pernah melupakan berbagai hal pengalaman mereka ketika masih menjadi musisi jalanan alias pengamen.
Jika tidak pernah tampil di perempatan jalan atau lampu merah, Lingga mengaku tidak akan memiliki mental yang kuat untuk bertahan di industri musik sampai hari ini.
“Sampai sekarang, saya ngga pernah lupain pengalaman itu,” ungkap pelantun single “Orang Yang salah” ini, belum lama.
Dirinya bahkan masih berani jika diminta tampil menyanyi di perempatan lampu merah. Tapi minimal ada sponsor yang mendukung aksinya, bila perlu.
Itu membuktikan bahwa Lingga dan personil Luvia lainnya tidak main-main. Seperti yang dibilang tadi, mereka tidak ingin terjebak dalam zona nyaman.
“Kami suka menantang diri untuk membuat orang menyukai musik kami,” kata Lingga.
Sayangnya, tak semua musisi jalanan, memiliki karier semulus Luvia band.
Bahkan banyajk musisi yang seakan terjebak dalam zona nyaman, sehingga enggan beranjak dari panggung resto, atau home band. Atau, sehari-hari nekad bermain musik di “Traffic Light”.
Namun Lingga mengatakan, terjebak atau tidak merupakan sebuah pilihan dari sang musisinya.
Ia hanya berpesan, bahwa seorang musisi yang baik ialah musisi yang selalu memiliki keinginan untuk meningkatkan kemampuannya.
“Konsep bermusiknya juga harus jelas. Jika sudah memiliki konsep, maka menjalaninya akan jauh lebih terencana,” tegasnya.
Selain konsep, Lingga menambahkan, kalau karakter juga merupakan hal yang penting dimiliki oleh seorang musisi. Apalagi yang mengawali kariernya dari kafe, maupun pengamen jalanan.
Mereka harus memiliki karakter yang berbeda dari yang pernah ada, sehingga bisa dilirik dan diingat oleh pengunjung atau bahkan bos perusahaan rekaman musik. (KimSadewa)