Siapapun pasti akan berpikir dua kali sebelum memakai nama atau brand satu ini. Tapi tidak bagi Almarhoem Band. Bahkan baand yang satu ini berkonsep membangunkan kembali para penyanyi yang telah almarhum. Bukan berarti perlu prosesi ritual pembangkit mayat segala. Namun Almarhoem Band hanya menyanyikan kembali lagu-lagu yang penyanyi aslinya telah berpulang ke pangkuan-Nya. Misalnya lagu-lagu dari Andy Liani, Alda Risma, dan Deddy Stanza. “Seperti lagu Anak Pantai yang dipopulerkan oleh Imanez, dan Sanggupkah dari Andy Liani,” papar Nico.
Almarhoem sendiri ternyata bermakna doa agar dirahmati Allah. Atau, bisa juga berupa doa agar dikabulkan sebagai penghuni surga. Hanya saja, para kaum awam terlanjur memaknainya dengan kematian. Sehingga, wajar saja jika banyak orang merasa ketakutan memakai nama Almarhoem.
Nico, produser Almarhoem band mengartikan nama almarhoem sebagai kematian yang lain. Dimana kematian itu bukanlah fisik semata. Melainkan tingkah negatif, kesombongan, dan keangkuhan yang harus dimatikan. Pencipta lagu Emen (dinyanyikan oleh Yossy Lucky tahun 1993-red), Five Minute, Padhyangan dan sebagainya ini juga berharap, mereka akan sukses membawakan lagu-lagu para almarhoem tersebut. Apalagi musiknya sudah digarap lebih bagus dengan yang lebih fresh berupa pop rock alternatif.
Ibarat anak panah, lagu-lagu recycle tersebut sebagai ujung tombaknya. Ujungnya yang runcing bertugas membuka jalan. Kedepannya, lagu-lagu mereka sendiri yang telah disiapkan siap meluncur. Seperti batang kesuksesan dari anak panah itu sendiri. www.nagaswaramusic.com/Kim Sadewa