5 Prinsip Utama Menulis Untuk Radio. Bagimana menulis untuk radio? bisa mulai dari menulis naskah siaran, menulis naskah iklan, menulis naskah berita dan yang lainnya, ada aturan yang berbeda dari menulis biasa atau menulis untuk media cetak dan media lainnya. Menulis untuk radio adalah menulis sesuatu yang ingin kita sampaikan dan dengarkan. dengan kata singkatnya menulis untuk radio sama dengan menulis untuk telinga.
Ada 5 prinsip utama menulis Untuk radio atau menulis untuk telinga yang perlu kita perhatikan untuk menulis naskah dalam program radio.
1. diucapkan
Naskah radio bukan merupakan bahan bacaan tapi merupakan bahan ucapan yang akan disampaikan melalui suara penyiar. Jadi, isi tulisan sebaiknya menggunakan bahasa tutur yang biasa diucapkan sehari-hari. Dengan menggunakan kosa kata bahasa lisan, pendengar akan dengan mudah memahami artinya. Jangan takut untuk menggunakan kata-kata yang sama (pengulangan kata) asal penempatannya pas dan enak didengar. Gaya penyampaiannya harus alamiah, bukan dibuat-buat.
2. bersifat ’sekarang’
Keistimewaan radio adalah kesegeraannya. Untuk itu penulisan naskah radio pun disarankan menggambarkan sesuatu yang sedang terjadi. Informasi yang disampaikan melalui radio sebagian besar bersifat langsung, begitu terjadi sesuatu bisa langsung disampaikan, meski tidak menutup kemungkinan penyiar menceritakan apa yang dialaminya diwaktu yang lalu.
3. pribadi
Sifat radio adalah personal. Meskipun pada waktu yang bersamaan yang mendengarkan radio jumlahnya bisa ribuan orang, mereka masing-masing mendengarkan sendiri-sendiri atau paling tidak dalam kelompok-kelompok kecil. Untuk itu, sebaiknya dalam naskah radio digunakan sapaan yang pribadi. Apa yang kita sampaikan bukan untuk masa dalam jumlah besar seperti saat berpidato, tapi lebih ke perseorangan. Radio adalah teman bagi pendengarnya, sehingga pada saat penyiar berbicara harus disampaikan seolah-olah berbicara dengan seorang teman.
4. didengar sekali
Sekali disiarkan, siaran radio tidak bisa diulang. Kecuali untuk program acara yang direkam, itupun baru bisa diulang jika memang ada jadual siaran ulang. Dengan demikian, harus disadari bahwa jika pendengar tidak paham dengan apa yang kita sampaikan, mereka akan mengalami kesulitan untuk mendengarkan ulang. Ingat, kita hanya memiliki sekali kesempatan untuk menyampaikan pesan kita ke pendengar.
Yang biasa membuat bingung pendengar:
– kalimat yang terlalu panjang
– penggunaan istilah-istilah tekhnis tanpa penjelasan
– terlalu banyak informasi yang disampaikan dalam satu kalimat
– ide / gagasan yang sulit dipahami
5. hanya suara
Suara adalah media kita untuk menyampaikan informasi kepada pendengar. Untuk itu jangan gunakan kata-kata yang kabur maknanya. Hindari kata-kata yang bunyinya berulang agar pendengar tidak bingung.
Misalnya: “Bangunan itu dibangun oleh kontraktor swasta” menjadi “Gedung itu dibangun oleh kontraktor swasta”
Hindari juga menggunakan kata-kata yang bunyinya mirip namun maknanya berbeda. Penggunaan tanda baca juga sangat penting. Seringkali terjadi, pada saat menyampaikan sesuatu, penyiar terhenti sejenak karena bingung hanya gara-gara penggunaan tanda baca pada naskah yang tidak tepat. Meski hanya sebentar, kesalahan ini akan diketahui oleh pendengar.
Misalnya: “Anjing mengejar orang gila” jika tidak ditulis dengan tanda baca yang benar, bisa menjadi: “Anjing mengejar orang gila//” atau “Anjing mengejar orang/ gila//”
Setelah naskah siaran selesai dibuat, bacalah dan ucapkanlah. Jika:
tidak mudah dituturkan
terdengar aneh
tidak jelas / rancu
terdengar kompleks / rumit
UBAHLAH sebelum terlambat menulis naskah untuk radio. (berbagai sumber)
semangat pagi ntuk smua, aq muller d boalemo gorontalo pingin say hello kepada smua yg gi dengar radio nagaswara.
SELAMAT SORE, SAYA SAMUEL DI kUPANG – ntt, SAYA M,AU MEMBUAT RADIO SPOT TENTANG PENYAKIT MALARIA, MAS BISA BANTU BERIKAN CONTOH MENULIS SCRIPT RADIO SPOT UNTUK 1 MENIT ? TERIMAKASIH