Ketika bertemu dengan bulan agustus disitulah kita akan melihat sebuah perlombaan makan krupuk yang tidak pernah terlupakan ketika masyarakat kita bahagia merayakan dan memperingati kemerdekaan Republik Indonesia. Di balik keseruannya terbukti perlombaan ini punya sejarah yang benar-benar berarti bagi bangsa kita Indonesia.
Diinfokan dari beraneka sumber, semuanya itu berawal pada saat itu Indonesia mengalami krisis pangan. Kondisi yang demikian diperkirakan terjadi sekitar pada tahun 1930-1940an.
Pada masa itu, harga bahan pangan yang melonjak membikin masyarakat tidak sanggup membeli beras, sehingga kerupuk menjadi salah satu makanan untuk menyambung hidup sebab harganya murah.
Saat berakhir kemerdekaan tepatnya tahun 1950-an, bermacam-macam jenis ertandingan loba lomba mulai dihadirkan dalam rangkaian acara memeriahkan memperingati HUT RI pada 17 Agutus. Makan krupuk kemudian menjadi salah satu yang dilombakan sebab tidak butuh biaya yang dikeluarkan banyak.
Dahulu pertandingan atau lomba makan krupuk menjadi alat untuk menghibur bagi rakyat sesudah masa perang berakhir. Gak Hanya itu, lomba ini juga sekalian menjadi pengingat akan keadaana atu situasi yang susah ketika masa perang.
Perlombaan makan krupuk kemudian terus dilestarikan masyarakat luas dari masa ke masa sebab punya makna dalam. Serta lomba ini bertujuan untuk mengingatkan masyarakat Indonesia bahwa dikala peperangan, keadaan rakyat dikala itu benar-benar sangat memprihatinkan.
Tidak cuma itu, perlombaan makan krupuk juga mengajarkan sebuah arti pengorbanan dan penuh tantangan. Karena para peserta yang seharusnya berjuang menghabiskan krupuk yang digantung tanpa bantuan tangan bahkan harus tengadah menghadap keatas untuk menjakau kerupuk itu sendiri.
Tantangan hal yang demikian diibaratkan sebagai pengingat para pahlawan yang berupaya merebut Indonesia dari penjajahan. Dimana ketika itu, para pahlawan memperjuangkan kemerdekaan dengan penuh rintangan sampai hata benda, tenaga bahkan mempertaruhkan nyawa.
Pada intinya perlombaan makan kerupuk dapat dipahami sebagai arena adu ketangkasan dalam menghabiskan krupuk. Krupuk dalam kondisi menggantung diatas kepala peserta dengan peserta terdiri dari dua orang atau lebih, terkadang saking banyaknya perserta bisa jadi layaknya perlomaab besar, ada pertandingan penyisihan kemudian barulah ada final.
Adapun pertarurannya yang lazim diberlakukan adalah dilarang menggunakan tangan atau bantuan apapun, dan hanya menggunakan mulut. Kerupuk dalam keadaan tergantung dan kedua tangan biasanya berada dibelakang atau sengaja diikat pakai tali agar peserta tidak curang. Untuk yang memakan kerupuk lebih cepat dan lebih banyak dalam waktu tertentu maka dialah pemenangnya. Temen radip pernah ikut lomba ini? Gimana? Seru bukan? Dari Berbagi Sumber (vg)