Bekendara sepeda motor sudah menjadi kebiasaan orang Indonesia. Jumlah kendaraan bermotor di jalanan pun semakin membengkak dari tahun ke tahun. Namun sayangnya masih ada pengendara motor yang belum siap untuk melaju di jalanan dan mematuhi tata tertib berlalu lintas. Ditambah lagi masih jarangnya masyarakat yang memahami masalah ‘safety riding‘ atau cara aman berkendara saat berada di jalan.
Kasi STNK Ditlantas Polda Sulteng, Kompol Eddwi Kurniyanto SIK menjelaskan, mengendarai sepeda motor dengan aman membutuhkan, baik itu keterampilan dan keputusan yang tepat saat terjadi hal yang tidak diinginkan. Dengan kedua kemampuan ini diharapkan kita dapat sampai tujuan perjalanan dengan selamat. Ada lima penyebab yang paling sering terjadi kecelakaan kata Eddwi yakni, kegagalan untuk mengendalikan tikungan tangan kiri pada saat berada di jalan raya. Kegagalan untuk mengendalikan tikungan tangan kanan pada saat berada di jalan raya. Tabrakan di persimpangan. Tabrakan saat menyalip kendaran lain dan terakhir kehilangan kontrol.
Untuk tikungan di Jalan Raya kata Eddwi, sebagian besar dari pengendara berlatih dan bekendara sepeda motor di jalan desa atau jalan kota. Hal ini sangat berpengaruh saat berkendara di jalan raya terutama jalan antar kota atau antar provinsi. Kita perlu menerapkan keterampilan, pengetahuan dan kemampuan dalam cara yang berbeda. Beberapa tikungan jalan raya memiliki karakteristik halus, lebih melebar. Sementara tikungan lainnya ada yang sebaliknya kadang malah menyempit. Kondisi seperti ini harus dipahami oleh para pengendara sepeda motor.
‘’Saat kita telah berada di tikungan dengan kecepatan tinggi, jika tidak terampil kita dalam masalah yang besar. Kita harus paham bagaimana petunjuk petunjuk alam tentang kondisi tikungan. Kita bisa melihat: jajaran pohon, jajaran tiang listrik atau pagar di sisi jalan. Saat seperti ini harus waspada dan memiliki cara cadangan jika akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Jika ragu-ragu, sebaiknya turunkan kecepatan sebelum menikung dan pastikan kita memiliki ruang yang lebar untuk melakukan manuver,’’ urai Eddwi Kurniyanto yang pernah menjabat Kasat Lantas Polres Tolitoli dan Polres Palu itu.
Menyinggung seringnya terjadi tabrakan di persimpangan? Kata Eddwi lagi, terjadi tabrakan saat dipersimpangan yang tidak memiliki rambu lalu lintas, karena pengendara gagal menghentikan kendaraan pada saat yang tepat. Hal seperti ini sering terjadi di jalur dua arah yang menyatu. Banyak pengendara yang tidak berhasil bergabung dengan arus lalu lintas yang lain. Bisa jadi karena tidak melihat kendaraan lain dari arus lalu lintas yang lain, meskipun salah satunya merasa kendaraan satunya dapat terlihat.
‘’Kita harus ingat bahwa jika ada tabrakan antara sepeda motor dan mobil, pasti keadaan terburuk akan menimpa pengendara sepeda motor, jadi harus berhati-hati saat dipersimpangan, terlebih lagi jika ada mobil yang melintas,’’ imbau Kasi STNK Ditlantas Polda Sulteng itu.
Sementara untuk kasus tabrakan saat menyalip kata Eddwi, tidak hanya membutuhkan keterampilan untuk menilai kecepatan dan jarak, tetapi pengetahuan yang baik dari percepatan sepeda motor. Bagaimana saat jalan naik atau turun, mengambil waktu untuk belajar bagaimana bereaksi terhadap akselerasi dan pengereman di berbagai gigi mesin, sebelum menyalip apapun.
Olehnya itu perwira satu melati di pundaknya itu mengimbau kepada pengendara jangan menyalip ketika mendekati seperti, tikungan, persimpangan, penyeberangan pejalan kaki, bukit atau turunan di jalan, saat ada garis putih ganda atau tanda-tanda melarang menyalip lainnya dan pada kendaraan berhenti yang sedang memberikan prioritas pada pengguna jalan lainnya seperti orang yang menyeberang jalan.
‘’Kita tidak bisa berasumsi mereka akan memperlambat untuk membiarkan kita masuk dan mereka mungkin melakukan yang sebaliknya. Jika kita melewati penyaringan stasioner atau lalu lintas yang bergerak lambat, lakukan dengan hati-hati. Kendaraan berjajar rapat mengurangi visibilitas pengendara, manuver dan waktu reaksi menjadi minimum. Banyak pengendara tidak tahu bahwa kita berada di sana dan dapat bergerak melintasi di depan kita atau membuka pintu. Jika Anda naik dengan orang lain, rencanakan segalanya untuk diri sendiri. Menyalip dengan cepat adalah keputusan berbahaya,’’ tegasnya mengingatkan.
Dua alasan utama untuk hilangnya kontrol tabrakan adalah jarak dan kondisi permukaan jalan. Jarak biasanya berubah-ubah terlalu dekat dengan kendaraan di depan, atau kendaraan di belakang menjadi terlalu dekat. Untuk melindungi diri kata Eddwi ada beberapa kiat-kiat antara lain, pastikan banyak ruang antara kendaraan dan kendaraan di depan. Pastikan dapat berhenti di kejauhan dan dapat melihat dengan jelas dan jika kendaraan di belakang terlalu dekat berikan sendiri lebih banyak ruang di depan.
Lanjut Kompol Eddwi, bagian dari tantangan menggunakan sepeda motor adalah menyesuaikan cara berkendara untuk menghadapi jalan yang berbeda kondisi. Dalam segala macam kondisi pengendara harus memiliki keterampilan untuk menanganinya. Beberapa contoh yang dapat menyebabkan hilangnya kontrol sepeda adalah, kondisi cuaca buruk, tumpahan oli, lumpur, penutup lubang got dan marka jalan yang dicoret-coret.
Hal lain katanya, pastikan ban dalam kondisi baik dan pada tekanan yang benar, hidup pengendara tergantung pada dua benda dari karet ini. Biarkan pengendara memahami waktu dan ruang untuk melihat apa yang ada di depan dan mengambil keputusan untuk menghindari. Tanggapan paling aman akan tergantung pada keadaan sekitar bahaya-bahaya itu seperti kondisi jalan, cuaca, keterbatasan sepeda, dan keterampilan sebagai pengendara.
Diakhir penjelasannya Kompol Eddwi menegaskan bahwa, berkendara adalah sebuah keterampilan untuk hidup dan setiap keterampilan harus dipraktikan, dibiasakan dan dikembangkan. Jika seseorang telah lama tidak berkendara sepeda motor, perlu untuk berlatih kembali dan menyegarkan keterampilan sebelumnya. Ada sepuluh (10) tips berkendara yang ideal, aman dan nyaman seperti :
1. Pastikan Anda sedang dalam kondisi sadar dan fit untuk berkendara. Dalam arti, sebelumnya tidak mengonsumsi minuman beralkohol maupun obat-obatan yang bisa membuat mabuk atau mengantuk.
2. Pastikan kondisi kendaraan Anda baik, dalam arti memenuhi standar untuk berkendara. Periksa lampu sein, kondisi rem, kopling, gas, persneling, klakson, dan lampu terutama saat berkendara pada malam hari.
3. Patuhi aturan mulai dari penggunaan alat-alat keselamatan; helm dan sabuk pengaman. Juga lupa membawa kartu identitas seperti KTP, SIM dan STNK.
4. Berpikirlah untuk senantiasa berhati-hati dan menjaga diri serta penumpang yang ikut bersama Anda dengan mematuhi setiap aturan berlalu lintas; lampu merah, bunyi pengumuman saat melintas rel kereta api, sampai rambu-rambu tanda dilarang parkir, stop, memutar, dan sebagainya. Ingatlah, ini demi keselamatan Anda sendiri. Nyawa Anda terlalu berharga untuk disia-siakan.
5. Perhatikan selalu jarak kendaraan Anda dengan kendaraan di depan dan sekitar Anda. Lajukan kendaraan dengan kecepatan yang sesuai dengan kondisi jalan. Tidak terlalu pelan dan juga tidak kebut-kebutan.
6. Hormati sesama pengguna jalan raya, mulai dari pengendara lain sampai pejalan kaki. Beri ruang dan kesempatan untuk mereka yang akan memutar arah atau menyeberang. Hal itu tidak akan membutuhkan waktu lama, apalagi menyita waktu Anda. Juga, gunakan klakson seperlunya agar tidak mengganggu kenyamanan sesama pengguna jalan. Ingat, kesabaran dalam berdisiplin berlalu lintas sangat diutamakan. Jika tak ingin terlambat sampai tujuan, sebaiknya Anda sudah mengatur waktu sejak dari rumah.
7. Sebisa mungkin tidak menggunakan handphone/gadget saat berkendara karena dapat mengganggu konsentrasi. Apabila terpaksa, Anda sebaiknya menepi dan menghentikan kendaraan.
8. Setel volume audio mobil dalam intensitas sedang dan tidak sampai terlalu kencang dan memekakkan telinga. Jika tidak, hal ini dapat membahayakan karena Anda kemungkinan tidak akan mendengar suara dan klakson kendaraan lain atau bunyi tanda peringatan di lintasan kereta api.
9. Memfokuskan pikiran ke jalanan. Tidak melakukan sesuatu yang membahayakan sambil berkendara, seperti mengambil barang yang jatuh di lantai atau menengok ke arah selain jalan sambil menyetir.
10. Sebelum berkendara, berdoalah memohon perlindungan Tuhan selama berada di jalan raya. (Sumber : radarsulteng.co.id)