Tahun 2020 akan segera berakhir. Di sepanjang tahun ini, tidak hanya Indonesia, tapi banyak negara yang jatuh dalam persoalan serius terkait wabah corona atau Covid-19.
Hingga akhir bulan Desember ini, tercatat 1,7 juta kematian di seluruh dunia akibat pandemi yang bermula dari kota Wuhan di Tiongkok itu.
Efek domino yang ditimbulkan wabah ini di tanah air juga terhitung luar biasa. Tak hanya persoalan kesehatan dan kematian, melainkan juga sendi-sendi ekonomi ikut dihantam.
Industri musik menjadi salah satu sektor yang terkena dampak pandemi corona. Sejak mewabah di Indonesia pada bulan Maret 2020, pemerintah melakukan upaya untuk menghentikan penyebaran corona.
Di antaranya dengan membatasi kerumunan dan menjaga social distance. Oleh karena itu, terbit aturan pemerintah yang melarang mengelar konser-konser musik karena bisa menciptakan kluster baru corona.
Akibatnya, para musisi dan mereka yang bekerja di sektor musik dan hiburan kehilangan mata pencahariannya. Turun naik jumlah korban yang terpapar Covid-19, ikut mewarnai tarik ulur perijinan konser-konser musik.
Terakhir, perijinan konser musik hanya boleh dilakukan di tempat terbatas, tanpa penonton, dan musisi tampil secara virtual.
Sejak corona merebak, band Wali misalnya, hanya tampil manggung dua kali secara virtual. Padahal, band dengan beragam prestasi ini memiliki banyak kru yang harus digaji.
Wali masih sedikit beruntung. Banyak musisi atau penyanyi yang sama sekali kehilangan pekerjaan mereka selama masa pandemi ini. Tidak sedikit yang putar haluan berdagang atau hidup dari akun-akun media sosial mereka.
Tapi begitulah hidup. Tidak semua soal yang indah-indah saja. Dan tahun ini menjadi salah satu tahun terberat bagi dunia musik secara global.
Redaksi NAGASWARA akan berbagi cerita soal perjalanan artis-artis NAGASWARA dalam beberapa hari ke depan lewat tulisan kaleidoskop musik NAGASWARA 2020.
