Temen NAGASWARA

Nagaswara Magazine Edisi 26

Nagaswara Magazine, Pada edisi 26 terbit Maret 2011, Nagaswara Magazine tampil dengan tampilan baru lebih padat dan berisi. Pada edisi ini, Nagaswara Magazine hadir dengan cover Merpati dan Dadali Band. Pada Intro Nagaswara Magazine, Chief Editor Nagaswara Magazine, Rahayu Kertawiguna mengupas arti sebuah connecting.

Teknologi membuat segalanya menjadi mudah, menjadi cepat serta menjadi dekat. Namun semua itu penuh dengan tantangan dan perlu kemampuan nalar yang tinggi serta strategi agar kita tidak tertinggal dari perkembangan teknologi itu sendiri. Komunikasi, kebersamaan dan aktualisasi adalah merupakan suatu rangkaian yang saling membutuhkan dan saling mendukung dalam mengimbangi kondisi yang ada,. Hal inilah yang kemudian menuntut kita harus bersiasat dalam arti yang positif untuk bertindak terutama dalam hal publikasi yang bertujuan mendapatkan hasil terbaik. Semua ini terkait dengan dunia promosi dan advertising.

Membicarakan advertising tidak akan pernah ada habisnya, seperti membicarakan lagu dimana tidak pernah ada orang berhenti mencipta dan berkarya. Sejak zaman dulu hingga kini advertising penuh dengan inovasi, strategi dan konsep yang terus maju dan berkembang. Advertising dan media, dua satuan yang berbeda namun keduanya sangat sulit untuk dipisahkan.

Dalam mengembangkan strategi advertising dan media sangat dibutuhkan daya nalar, kreatifitas, imajinasi dan terobosan serta konsep yang jitu. Media itu sendiri juga berperan sebagai sarana output dari sebuah kreatifitas dan dituntut untuk lebih kreatif, imajinatif, punya daya tarik serta mampu mendekati banyak orang hingga kemudian mempunyai kemampuan persuasif.

Ketika NAGASWARA sebagai perusahaan yang bergerak di industri musik “big indie” memproduksi karya-karya kreatifitas insan seni khususnya musik dan vocal, maka hasil karya ini perlu diperdengarkan kepada masyarakat luas. Melihat hal ini, secara sengaja atau tidak, diperlukan seniman-seniman lain selain seniman musik, antara lain seperti seniman gambar, atau desainer grafis untuk media cetak dan clipper untuk media visual, serta seniman yang berkarya untuk kreatifitas program pada media audio (radio) dan media audio visual (televisi).

Setiap posisi tersebut langsung atau tidak langsung, mau atau tidak mau, saling membutuhkan. Pada akhirnya ketika semua menyadari dan berkeinginan menjawab kebutuhan itu maka jawaban yang tepat adalah bergandengan tangan untuk tujuan yang sama, mewujudkan imajinasi meraih kesuksesan dan mempertahankan kelangsungannya.

Berbicara dalam hal kebersamaan, kita tidak dapat menghindar dari saling memberikan dan saling menerima untuk konteks yang saling menguntungkan, lazimnya disebut dengan “simbiosis multualisme” Ketika NAGASWARA memberikan karya-karya seniman musik berupa lagu kepada radio maka simbiosis tersebut telah terpenuhi karena bisa saling menutupi dan mengimbangi. Namun semua itu tidak berhenti disitu karena semua pihak masih membutuhkan hal yang lebih agar semua menjadi maksimal.

Sejak diluncurkan dua tahun lalu, NAGASWARA Magazine menjadi media altertatif untuk publikasi produk dan insan seniman dari NAGASWARA. Bagi media elektronik dan masyarakat umum ini adalah sumber informasi tentang talent dan perkembangan musik di Indonesia khususnya dari NAGASWARA. Setidaknya kami telah memberikan apa yang diharapkan oleh banyak pecinta musik Indonesia dan terutama teman-teman media radio.

Dua tahun adalah masa uji coba yang cukup memilki arti bagi kelangsungan majalah (gratis) ini dan telah memberikan banyak nilai positif bagi berbagai pihak. Ada rubrik yang memang berisi artis-artis NAGASWARA sendiri (Newcomer, Basecamp, dan lain-lain) namun ada juga rubrik yang tidak terkait secara langsung dengan NAGASWARA, misalnya rubrik Radio Temen, Reklame Temen, Privat Collection, Behind the Scene dan Legend. Meski tidak terkait langsung dengan industri musik NAGASWARA saat ini, rubrik ini telah menjadi panduan informasi yang sangat berharga.

Teman-teman radio memahami proses pembuatan klip suatu lagu dan mengetahui siapa yang berada di balik produksi klip tersebut. Teman-teman advertising dapat mengenal radio tertentu secara “gamblang”, para creator kata atau copy writer di station radio dan televisi setidaknya memiliki bahan yang lebih untuk ulasan artis atau bahakan hal lain yang informasinya didapat dari NAGASWARA Magazine.

Ketika semua ini terasa begitu bermakna, ketika semua ini terasa begitu berharga, ketika semua ini merasa harus dipertahankan dan ditingkatkan, maka,kembali simbiosis mutualism itu menampakkan dirinya. NAGASWARA RADIO CONNECTING (NRC) adalah jawaban yang mampu saling memberi dan saling menerima dalam wujud yang nyata. Radio-radio terpilih pada setiap kota, dengan konsep media, segmentasi pasar, format siaran dan memiliki karakteristik pendengar yang jelas, telah bergabung sebagai NRC. Mereka menyelenggarakan penyiaran materi produk NAGASWARA secara spesifik dan sangat tidak berlebihan, namun memiliki intensitas dan rotasi yang baik. Kelebihannya setiap produk yang ditampilkan mengikuti format program dan konsep media, artinya produk NAGASWARA yang ditampilkan tidak menjadi benalu namun harus menjadi madu bagi program dan radio itu sendiri.

Jumlah station radio pada NRC sangat terbatas, hanya ada satu atau maksimal dua radio pada setiap kota, dengan segmentasi dan format yang berbeda ini untuk menghindari terjadinya conflik of interest, termasuk untuk memudahkan teman-teman di advertising dan produsen dalam merencanakan media khususnya media radio. Ini bukan berarti radio non NRC tidak memiliki kesempatan, sebab kebersamaan itu selalu ada dan tidak hanya ada pada satu jalan, selama semua pihak dapat memahami keinginan dan kebutuhan pihak lainnya. Sebab hingga hari ini Nagaswara Magazine sangat menyadari dan sangat memerlukan persaudaraan dan bergandengan tangan untuk satu tujuan, menggairahkan musik dan media di Indonesia.www.nagaswaramusic.com