Wali band tidak dapat dipisahkan dari dunia pesantren dan santri. Para personil band itu memang lulusan pesantren. Sampai sekarang pun mereka masih mengakui keberadaan dirinya sebagai santri. Hanya saja, personil Wali adalah para santri yang memilih menjadi penyanyi. Dengan menyanyi para personil Wali juga bisa berdakwah membawakan lagu-lagu bertema religi.
Hal itu diungkapkan gitaris Wali, Apoy, saat tampil di panggung acara “Silaturahim Nasional Santri Vokasi 2023” di Pondok Pesantren Darul Ulum Rejoso Jombang, Jawa Timur, belum lama ini. Apoy bahkan memastikan bahwa seorang santri pun boleh menjadi presiden.
“Santri itu nggak harus jadi ustadz, nggak harus jadi da’i, nggak harus jadi ulama. Santri boleh ada yang jadi dokter, ada yang boleh jadi insinyur, pilot, ada yang boleh jadi penyanyi, bahkan santri pun boleh jadi presiden,” kata Apoy.
Perjalanan bermusik Wali yang beranggotakan Apoy (gitar), Faank (vokal), Ovie (keyboard) dan Tomi (drum) pun berbeda dari musisi kebanyakan. Berbasis santri, bahkan kuliah di kampus agama Islam, band itu banyak melahirkan lagu-lagu dengan semangat religi.
Sebut saja lagu-lagu Wali Band yang dikenal dengan napas Islami seperti “Cari Berkah”, “Si Udin Bertanya (Robbana Atina)”, “Tomat (Tobat Maksiat)”, “Qodarullah” dan lain-lain. Bagi Wali Band, kehadiran mereka di dunia musik harus dapat mewarnai para penggemarnya.
“Kami milih jadi penyanyi. Visi dan misi kami bagaimana santri bisa mewarnai dan jangan sampai diwarnai, mewarnai dengan kebaikan. Hidup santri,” tambah gitaris berkacamata yang menciptakan semua lagu Wali itu. (A3)